freesoftwareweb.com – Pada tanggal 7 Januari 2025, Bangkok menjadi saksi atas pembunuhan politik yang mengejutkan. Lim Kimya, seorang mantan anggota parlemen dari Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), ditembak mati oleh seorang pembunuh bayaran di depan istri dan saudaranya. Insiden ini terjadi hanya beberapa jam setelah ia tiba di Thailand dari Siem Reap, Kamboja. Pembunuhan ini telah menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan para pembangkang politik yang melarikan diri dari represi di negara asal mereka.
Lim Kimya, 74 tahun, ditembak tiga kali oleh seorang pembunuh bayaran yang menunggu di dekat sebuah kedai mie di daerah tua Bangkok. Pelaku kemudian melarikan diri dengan sepeda motor yang diparkir di dekat lokasi kejadian. CCTV menangkap momen ketika pelaku meninggalkan sepeda motor, berjalan menyeberang jalan, dan menembak Kimya sebelum kembali ke sepeda motor dan pergi.
Lim Kimya adalah anggota CNRP, partai oposisi yang populer di Kamboja yang dibubarkan oleh pengadilan pada tahun 2017 menjelang pemilu 2018 atas tuduhan konspirasi pengkhianatan yang ditolak oleh partai tersebut. Setelah pembubaran partai, banyak politisi dan aktivis oposisi yang dilarang melakukan kegiatan politik dan beberapa di antaranya dipenjara atau melarikan diri ke luar negeri.
Pelaku, yang diidentifikasi sebagai Aekaluck Paenoi, mantan marinir Thailand, ditangkap di Kamboja setelah melarikan diri dari Thailand. Polisi Thailand telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Paenoi dan seorang tersangka lainnya yang diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut. Polisi juga sedang mencari seorang spotter yang diduga menunjukkan Kimya kepada pembunuh.
Pembunuhan ini telah menimbulkan reaksi keras dari kelompok hak asasi manusia dan komunitas internasional. Human Rights Watch mendesak otoritas Thailand untuk segera dan menyeluruh menyelidiki dan mengadili mereka yang bertanggung jawab. Mereka menyatakan bahwa pembunuhan ini tampaknya merupakan eskalasi signifikan dalam penggunaan represi transnasional terhadap oposisi politik.
Pemerintah Kamboja, melalui juru bicara Pen Bona, menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan tersebut dan menyatakan bahwa tanggung jawab berada di tangan otoritas Thailand. Namun, tuduhan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan keterlibatan negara dalam pembunuhan politik transnasional.
Pembunuhan Lim Kimya terjadi pada hari yang sama ketika mantan perdana menteri Kamboja, Hun Sen, menyerukan pemberlakuan undang-undang baru untuk menandai orang-orang yang ingin menggulingkan pemerintahan putranya, Hun Manet, sebagai “teroris”. Hun Sen, yang memerintah Kamboja selama hampir empat dekade sebelum menyerahkan kekuasaan kepada putranya pada tahun 2023, telah lama dituduh menggunakan sistem hukum untuk menghancurkan oposisi terhadap pemerintahannya.
Pembunuhan Lim Kimya adalah peringatan keras bagi para pembangkang politik bahwa tidak ada tempat yang aman, bahkan di luar negeri. Insiden agen sbobet ini menunjukkan eskalasi dalam penggunaan represi transnasional dan menimbulkan pertanyaan serius tentang keamanan dan perlindungan bagi mereka yang melarikan diri dari represi politik. Otoritas Thailand dan internasional harus bekerja sama untuk memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini diadili dan keadilan ditegakkan.